kita pantas bertanya kawan, tentang "sakit" dan alternatif apa yang
sudah tersedia, karena sakit pasti butuh penanganan agar pulih
sebagaimana seharusnya. kita telah tau, bahwa dalam istilah kesehatan
ada yang namanya "sakit jasmani", lalu ada juga "sakit jiwa" yang kedua
penyakit tadi telah disediakan Rumah Sakitnya masing-masing sebagai
metode penyembuhan. ngerasa ada yang kurang gak kawan ? sering dengar
istilah "sakit ruhani" ? pernah nda ada rumah sakit ruhani ? jawabannya
jelas, belumlah ada...dan bagi saya pribadi sangat disayangkan sekali,
padahal sakit yang kian marak kita derita saat ini adalah "sakit ruhani"
dimana ketika kita tiada mampu menyeimbangan otak kiri dan kanan yang
membuat kecendrungan kita hanya untuk menjadi "makhluk materil" dan
tidak mampu menjadi "makhluk spiritual". astaghfirullah...
terkadang
akupun merenung sendiri, bahwa sakit ruhani memang tak perlu dirisaukan
karena terfirman dalam Al-Qur'an bahwa ruhani insan bernama manusia
secara fitrahnya adalah baik nan suci pun juga senantiasa cendrung pada
kebaikan. lalu, bagaimana dengan yang terlihat sekarang ? kian marak
segala laku kemaksiatan yang tak kenal henti bahkan mendominasi
dikalangan orang baik, lalu kemana kecendrungan kebaikan itu pergi ?
pernahkah kita mempertanyakan hal itu kawan ?
hmmm...aku
mengira-ngira, mungkinkah ini karena menjamurnya "penyakit ruhani" yang
tanpa diberi alternatif untuk berobat. apa iya begitu? karena orang
yang sakit ruhani tak sadar mengenai mana yang hak dan yang bathil, mana
yang baik dan mana yang buruk, yang dalam Al-Quran mengatakan "afaman
zuyyina lahu su-u'amalihi farahu hasanan" (apakah orang yang dihiaskan
pada dirinya kejahatan sehingga terlihat baik) dengan kalimat lain, jika
orang sudah mulai melihat kejahatan yang dilakukan sebagai suatu
kebaikan, atau lumrah saja, nyantai, slow dan berani bilang "biasa aja
keles" :P wah...nampaknya inilah sebuah indikasi bahwa telat terjangkit
"penyakit ruhani" ada kepekaan yang hilang, "kemana perasaan gelisah
yang senantiasa hadir beriring tak kala dosa diperbuat?" ah...betapa
penyakit ini melenakan kita dalam kubangan dosa, menenggelamkan kita ke
dalam samudra kemaksiatan secara terus menerus tanpa tersadari. andai
saja ada "rumah sakit ruhani" yang dokternya semua seorang ulama dan
faham agama dan mempunyai perawat yang tersebar diseluruh pelosok.
siapa perawatnya ? " kita semualah perawatnya, kita yang menganalisis
penyakit dengan metode dakwah dan jika telah mencoba ditangani namun
sulit membaik maka bisa dirujuk ke "rumah sakit ruhani" :D betapa,
menentramkan...disaat semua penyakit ada penangananya terlebih pada diri
pribadi yang teramat sering terserang "sakit ruhani"...terbayang oleh
kita, bahwa sebenarnya penyakit yang paling membahayakan baik didunia
dan di akhirat adalah penyakit ruhani bukan lagi sakit jiwa atau lebih
akrab disebut 'gila". kenapa bisa begitu ? karena orang yang sakit gila,
Nabi pernah bersabda bahwasannya orang gila tiada pernah akan dimintai
pertanggungjawaban atas perbuatannya diakhirat kelak. karena pena
perhisaban telah dicabut pada 3 kondisi : 1. saat manusia masih kecil
sampai ia baligh 2. orang yang tertidur sampai dia terbangun 3. orang
gila sampai ia waras kembali. tak lebih dan tak kurang begitulan bunyi
hadistnya. lalu terfikirkan lagi, kalau tak ingin peroleh perhisaban di
akhirat nanti kita bisa pilih "menjadi anak kecil selamanya'. " tidur
terus menerus" atau 'menjadi orang gila" tentu nda mau kan menjadi
seperti itu ??? nah, kembali lagi ke persoalan awal coba kawan bayangkan
"sakit gila" yang tanpa perhisaban diakhirat saja disediakan "rumah
sakit jiwa" sudah seharusnya "rumah sakit ruhani' mulai direncanakan
pembangunannya terlebih lagi cangkupan bahayanya berlevel akhirat. andai
saja ada...
coretan suci, 24 juni 2014 khayalan iseng dikesejukkan waktu tahajud :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar