Selasa, 24 Juni 2014

Andai...engkau masih ada :'(

Pucuk langit begitu pekat, malam ini beda dari biasanya. dedaunan gemerlap tidak merimbunkan cahaya, rindang cahaya bintang tiada tampak. Yang ada pekat, yang semakin legam menghitam karena bintang izin rehat dari kehadirannya. Mendung kini berkuasa bersama sayup angin dingin yang selalu berdzikir dalam pengembaraannya. Aduh...aku malu, padahal jemari ini hendak bermelas kata-kata mengadukan kegelisahan hati sambil terus beristighfar adakah ini tersalah ??? mengapa tiada nasehat tegas sejauh kesalahan ini ? berfinal keburukankah akhirnya? Hingga nafas tiada lagi bertemu udara, nasehat itu ternyata berjalan lambat dibanding sikap lancangku dalam mengukir dosa yang tertipu dengan seniNya. Hingga tiada menghasilkan karya indah namun, gambaran sesat tiada arah, coret warna warni yang terhambur acak tiada berbentuk makna yang layaknya untuk dibuang. Sudahi...tolong ajak aku tuk menyudahi, jika ini tersalah. Karena , kebenaran bersosok buram penuh ragu, dikaca mata hidupku...aku rindu cahayaMu...kangen Allah...kangen Rasulullah...arahkan aku dalam berjalaan...
25 april 2014
Tadi  siang mentoring  ldk yang begitu berkesan, kami membahas tentang kekasih, tentang sosok yang senantiasa terindu, senantiasa hadir dilima waktu kita menghadapNya dalam tasyahud awal dan akhir, sosok yang terpuji tiada cela meski setitik kecil, aku jatuh cinta pada kekasihNya....engkau Ya Rasulullah wahai nabi Mulia nan agung, Muhammad shalallahu alaihi wa salam...ka upik membuka mentoring dengan pertanyaan yang mengguncang hati hingga ada lini kecil yang menggetarkan kesadaran, pertanyaan yang bunyinya “apa yang kita rasakan saat mendengar nama Muhammad ??? adakah getar kerinduan ??? jika tidak, maka pertanyakanlah. Ada apa dengan hati kita ? hingga sebuah nama insan termulia ini enggan lama-lama bersemayam dihati...sebegitu kotornyakah ??? hingga, hati hanya terpenuhi sosok makhluk lelaki ajnabi yang tiada berhak bermukim sebelum terijab qabul” sontak wajah segera menghadap tanah tertunduk malu dengan muka yang menghangat disusul dengan isakan sesak dalam dada dan bening itupun hadir menderas dipelupuk mata. Kemudian ka upik menceritakan kisah dakwah Rasulullah yang halus tiada pernah ingin membalas perlakuan buruk selain dengan kesabaran dan sikap yang terus memaafkan pun terus bersahut dengan kebaikan, kebaikan, dan kebaikan.
Ada kisah yang teringat jelas dari penuturan kak upik ketika Abu Hurairah berkunjung kerumah Nabi dan pada saat itu Nabi sedang duduk dalam shalatnya hingga mengundang tanya saat seusai salam, Abu Hurairah bertanya “wahai Rasul mengapa engkau melaksanakan shalat dengan terus duduk ???”  seiring senyum Nabi bertutur lembut “aku tak sanggup berdiri karena perut yg kosong ini sakit jika dipaksakan berdiri” sontak Abu Hurairah berurai air mata mendengar alasan itu.
Hikmahnya, sudahkah kita merasakan perut yg selapar itu, hingga tuk berdiri pun tiada mampu karena terlalu mengundang rasa sakit? Sudahkah ? ah...kita terlalu cengeng, berpuasa yang hanya berlemas sesaat saja kadang tergoda tuk membatalkan padahal masih mampu berdiri, berjalan dan melakukan aktivitas lainnya. Padahal, sosok Rasulullah sering merasakan kelaparan yang berjauh banding dengan kita ujiannya hingga tuk menghadapNya dalam shalatpun sampai tiada mampu berdiri. Kita, juga tau sosok Rasul yang hidup dalam kesederhaan dan kemandirian penuh getir dalam masa hidupnya apalagi tiada orang tua yang menyertai dimasa pertumbuhanya, tapi Allah lah yang lanngsung membina dengan indah.
Disesi terakhir ada tanya jawab yang aku ingin sekali menanyakan “ amanah apa yang tertitip pada kita umatnya diakhir zaman ini ? apakah memperjuangkan kembali tegaknya khilafah karena itu tersabda dalam hadist yang shahih? Hidup kita bukan tuk egois berbekal untuk mati saja kan?“ ah...tersekat, aku hanya bertanya dalam diam. Akhirnya, hanya kalimat pertama yang ku ajukan “apa yang teramanahkan untuk kita sebagai umat akhir zaman ? “ hingga pertanyaanku tersambut tanya serupa dari adnavi “ iya, saya pun pernah membaca firmanNya bahwa ada suatu amanah dalam hidup ini yang ketika Allah tawarkan pada makhluk lainnya seperti malaikat, pohon, gunung dll mereka serentak katakan tiada sanggup tuk menjalankan amanah itu. Tapi, amanah apa? Kenapa bagai misteri dan terahasia ?”
Meski terjawab dengan bijak, tapi aku belum puas dengan jawaban itu. Karena aku belum temukan titik temu yang nyata. Apa yang kita perjuangkan untuk agamaNya ??? hingga pada ayat Al-Quran terfirman “ Allah membeli dari orang-orang beriman jiwa dan harta mereka untuk ditukar dengan syurga “  jujur sejujurnya...aku bingung dengan amanah hidup ini, untuk apa selain berbekal mati? Tiada berkesan sekali jika titipan nafas ini hanya berorientasi syurga lalu beribadah atas dasar takut neraka kemudian, hidup hanya disibukkan berbekal amal hingga cendrung egois dalam kesendirian ibadah.ah...lagi, lagi mengundang sedih. Andai, engkau masih ada wahai Rasul...ingin rasanya mendengar jawaban dari lisan nan terpercaya hingga, ada rasa yakin yg utuh. Andai engkau masih ada...:’(
Lalu, sepulang mentoring kami shalat difathullah yang usai shalat kami berbincang sedikit membayangkan andai Rasulullah masih ada kita mungkin bisa bersatu karena setiap umat muslim akan tunduk pada satu suara yaitu lisan terpercaya utusanNya, kita langsung bisa menanyakan hukum suatu perkara secara langsung. Lalu, temanku bernama adnavi ulfa nyeletuk “ iya...iya andai Rasulullah masih ada dizaman yang serba modern ini, kira2 kalo punya akun twitter followernya berapa, terus kalo kita mention suka dibales g? Trus kalo punya fb postingannya apaan yah ??? terus Rasulullah nanti kerjaannya selain dakwah dan berbisnis beliau kuliah ga ya, atau jadi dosen di UIN gitu ??? pake mobil, apa bawa unta kalo bersafar, terus bajunya pake kemeja atau gamis terus yah ???” “halah...mulai ngawur deh kalian” sahut nadia. “ dalam hati aku pun berharap demikian, sering membayangkan andai engkau masih ada disini Ya Rasul...sungguh, rindu rasanya...hiruk pikuk kehidupan yg sekarang begitu miris, umat bagai mengalahkan kejahiliahan dahulu. Muslim terkotak-kotak dalam beberapa jamaah...ada sebagian tubuh umat yang begitu dihinakan dibagian timur tengah seperti palestina, suriah, rohingya dll tapi, saudaranya yang satu tubuh banyak yg acuh dan tiada tau, atau sekedar tau saja lalu berlalu bagai angin tanpa adanya suatu tanggapan. Tapi, kabar baiknya masih ada tangan2 tulus meski bersedikit orang yang tergerak hati tuk peduli. Ya Rasul...andai engkau masih ada :’(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar