Kamis, 26 Juni 2014

Bukan karena lingkungan kawan...tapi, Allahlah yang mentarbiahi kita :)



Kita tau bahwa Nabi Ibrahim a.s lingkungannya penyembah berhala, keluarga nya juga begitu, terlebih lagi ayahnya pembuat patung yg dijadikan sebagai sesembahan mereka. Lalu, apakah Nabi Ibrahim lantas menyembah berhala juga? Nda kan !!! Nabi Ibrahim lah yg menghancurkan berhala-berhala itu kemudian menyerukan dengan lantang dan berani untuk menyembah Allah SWT. Pun juga dengan Nabi Muhammad SAW, begitu jahiliah sekali lingkungannya ketika itu, tetapi Nabi tak lantas ikut jahiliah malah lebih gencar lagi dakwahnya dalam menyampaikan tauhid yg benar. Nah, sudah dapat kita tarik kesimpulan bahwa suatu pemikiran tiadalah terbentuk melalui lingkungannya. Semasa awal sejarah manusia turun ke dunia yakni Nabi Adam, beliau peroleh ilmu dari Allah dalam Al Quran juga terfirman indah bahwa Allahlah yg mengajar manusia bukan lingkungan. 


dijelaskan Al-Quran  pada  surat
Al-Baqarah (2) 31 dan 32:

Dan dia (Allah) mengajarkan kepada Adam, nama-nama
(benda-benda) semuanya. Kemudian Dia mengemukakannya
kepada para malaikat seraya berfirman, "Sebutkanlah
kepada-Ku nama-nama benda-benda itu jika kamu memang
orang-orang yang benar (menurut dugaanmu)." Mereka
(para malaikat) menjawab, "Mahasuci Engkau tiada
pengetahuan kecuali yang telah engkau ajarkan.
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui lagi
Mahabijaksana."

Lantas, berani sekali kita meninggalkan perintah Allah dengan dalih lingkungan tlah berubah, justru lingkungan yg serba bebas dan modern inilah sebagai ujianNya. Tetaplah menjadi hamba yg istiqamah tuk terapkan syariatNya meski diluar sana berpasang-pasang mata menghujat bahwa terlalu kono, pemahan yg kolot, tidak kontekstual dll
Ingatlah lagi, kita hanya ingin taat, terinsyafi kita bukan siapa-siapa didunia ini tanpaNya begitu juga nanti diakhirat kita tetap bukan siapa-siapa tanpaNya...
Keimanan itu sangatlah riskan suci, kalimat itu yg kau tegaskan padaku kemarin. Lalu, kau susul lagi dengan kalam hikmah " ilmu ini adalah bagian dari agama, maka pertimbangkanlah secara matang, dari siapa kalian akan mempelajari agama kalian" itu kata Ibnu Sirin tokoh ulama besar. Ku terdiam sembari menyimak kata per kata dari pemikiranku, yg melintas sesaat dalam gumamnya. Iyah...
Sampai saat ini pun aku masih merenung dalam-dalam, rindu petunjukNya...kawan.
Yg ku amati Perjalanan ini terdapat beragam macam petunjuk yg semua mengaku bersumber dariNya...
Terkadang aku bingung, ku ingat lagi dan ku imani "bahwa Allah tiada pernah menelantarkan hambaNya, kawan...do'akan aku selalu, pun juga semua hambaNya agar tak samar dalam menangkap cahaya yg haq, agar tak keliru memahami yg bathil" ku sambut nasehat darimu dengan Permohonan do'a yang selama ini ku gemakan selalu di tiap akhir sujud padaNya " allahumma arinal haqqa haqqan warzuqna ittiba'an. Wa arinal baathila baathilanwarzuqna ijtinaaba (Ya Allah, tunjukkanlah kepadaku yang benar itu benar dan berikanlah kemampuan kepadaku untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah yg bathil itu bathil, dan berikanlah kemampuan untuk menjauhinya)"
Lalu, kau menyahuti dengan mengusap wajah seiring berucap "aamiin..." Sejurus kemudian aku lantas meniru hal yg sama berucap "Aamiin..."

Coretan suci, 26-06-14 di ruang pembendaharaan ilmu perpus tarbiyah :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar