Kita tau bahwa Nabi
Ibrahim a.s lingkungannya penyembah berhala, keluarga nya juga begitu, terlebih
lagi ayahnya pembuat patung yg dijadikan sebagai sesembahan mereka. Lalu,
apakah Nabi Ibrahim lantas menyembah berhala juga? Nda kan !!! Nabi Ibrahim lah
yg menghancurkan berhala-berhala itu kemudian menyerukan dengan lantang dan
berani untuk menyembah Allah SWT. Pun juga dengan Nabi Muhammad SAW, begitu
jahiliah sekali lingkungannya ketika itu, tetapi Nabi tak lantas ikut jahiliah
malah lebih gencar lagi dakwahnya dalam menyampaikan tauhid yg benar. Nah,
sudah dapat kita tarik kesimpulan bahwa suatu pemikiran tiadalah terbentuk
melalui lingkungannya. Semasa awal sejarah manusia turun ke dunia yakni Nabi
Adam, beliau peroleh ilmu dari Allah dalam Al Quran juga terfirman indah bahwa
Allahlah yg mengajar manusia bukan lingkungan.
Lantas, berani sekali kita
meninggalkan perintah Allah dengan dalih lingkungan tlah berubah, justru
lingkungan yg serba bebas dan modern inilah sebagai ujianNya. Tetaplah menjadi
hamba yg istiqamah tuk terapkan syariatNya meski diluar sana berpasang-pasang mata
menghujat bahwa terlalu kono, pemahan yg kolot, tidak kontekstual dll
dijelaskan Al-Quran pada surat
Al-Baqarah (2) 31 dan 32:
Dan dia (Allah) mengajarkan kepada Adam, nama-nama
(benda-benda) semuanya. Kemudian Dia mengemukakannya
kepada para malaikat seraya berfirman, "Sebutkanlah
kepada-Ku nama-nama benda-benda itu jika kamu memang
orang-orang yang benar (menurut dugaanmu)." Mereka
(para malaikat) menjawab, "Mahasuci Engkau tiada
pengetahuan kecuali yang telah engkau ajarkan.
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui lagi
Mahabijaksana."
Ingatlah lagi, kita
hanya ingin taat, terinsyafi kita bukan siapa-siapa didunia ini tanpaNya begitu
juga nanti diakhirat kita tetap bukan siapa-siapa tanpaNya...
Keimanan itu sangatlah
riskan suci, kalimat itu yg kau tegaskan padaku kemarin. Lalu, kau susul lagi
dengan kalam hikmah " ilmu ini adalah bagian dari agama, maka
pertimbangkanlah secara matang, dari siapa kalian akan mempelajari agama
kalian" itu kata Ibnu Sirin tokoh ulama besar. Ku terdiam sembari menyimak
kata per kata dari pemikiranku, yg melintas sesaat dalam gumamnya. Iyah...
Sampai saat ini pun aku
masih merenung dalam-dalam, rindu petunjukNya...kawan.
Yg ku amati Perjalanan
ini terdapat beragam macam petunjuk yg semua mengaku bersumber dariNya...
Terkadang aku bingung,
ku ingat lagi dan ku imani "bahwa Allah tiada pernah menelantarkan
hambaNya, kawan...do'akan aku selalu, pun juga semua hambaNya agar tak samar
dalam menangkap cahaya yg haq, agar tak keliru memahami yg bathil" ku
sambut nasehat darimu dengan Permohonan do'a yang selama ini ku gemakan selalu
di tiap akhir sujud padaNya " allahumma arinal haqqa haqqan warzuqna
ittiba'an. Wa arinal baathila baathilanwarzuqna ijtinaaba (Ya Allah, tunjukkanlah
kepadaku yang benar itu benar dan berikanlah kemampuan kepadaku untuk
mengikutinya, dan tunjukkanlah yg bathil itu bathil, dan berikanlah kemampuan
untuk menjauhinya)"
Lalu, kau menyahuti
dengan mengusap wajah seiring berucap "aamiin..." Sejurus kemudian
aku lantas meniru hal yg sama berucap "Aamiin..."
Coretan suci, 26-06-14
di ruang pembendaharaan ilmu perpus tarbiyah :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar