Selasa, 03 Juni 2014

let's Go...! No "Ntaran" No "engke Deui" ! :D



Hening...malam yang menjelang shubuh buatku merenung dalam-dalam, mengingatkan pada perbincangan siang itu bersamamu kawan...senang rasanya saat perjuangan dakwah ini mengundang tanya dari benak kawan-kawan, ternanti selalu tuk bersama-sama melangkah melanjutkan estafet perjuangan sang Nabi, bersama...
Namun, kelembutan hatimu yang buatku takjub sehingga mengatakan alasan terhalus padaku, alasan yang kau hadirkan dari ranah terkecil yang termulai dari dirimu sendiri dan saudara disekitar kita.

 “gini deh, gue aja blon baik. Gue mu benerin diri gue sendiri lalu kemudian baru orang-orang terdekat disekitar kita nda usah jauh-jauh dulu ” 

iyah...alasan yang masuk akal dan selintas betapa indah nan penuh rendah hati sekali. fikirku, mulai menghukumi diriku sendiri “sebenarnya akupun sama tidak tau apa-apa, keluargakupun belumlah sempurna penerapan islamnya, dan sadar betul bahwa diri pribadipun masih harus sering dibenahi kawan” pada dasarnya kita adalah sama insan bernama manusia yang selalu punyai sisi baik dan buruk, kau tau kawan tentang dakwah ? iyah...dakwah itu menyebar kebaikan, berbagi kesejukan syurga di zaman yang gersang dan kering kerontang dari semerbak keharuman islam. Terfirman indah dariNya “demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian” kita punyai masa hidup yang limited edition lho kawan, masa hidup yang tak kan terulang kembali meski hanya meminta sekejap detik, masa yang tiada bisa melaju mundur demi menuruti kemauan kita dan tentunya masa hidup yang dikejar deadline kematian. Dan aku kaget sekali, Allah berfirman bahwa di masa inilah manusia terlingkupi kerugian. Lalu, untuk tidak merugi bagaimana? Dalam ayat selanjutnya firmanNya mengatakan “kecuali orang-orang yang beramal shaleh, yang saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran” namun, terkadang kesempurnaan pribadi menjadi dasar pijakan penilaian untuk layak tidaknya aktif dalam dakwah, padahal jalan inilah yang dijadikan pengecualian untuk kita tiada merugi. Itulah...yang buatku tertegun lama. Jika dakwah ini tak lekas segera di lakukan karena kita berlambat diri “ ntaran deh nunggu gue bener dulu” lha namanya juga manusia pasti tak selamanya benar dan kesalahan itu selalu ada. Andai benar kalau dakwah itu bertahap, berurutan dari kita dulu lanjut keluarga baru lanjut yang lainnya. Egois sekali kita...alangkah lebih indah jika dakwah itu beriringan terus berjalan bersama-sama, bersamaan nasehati diri, bersamaan nasehati keluarga dan bersamaan pula nasehati sesama. Bayangkan, jika benar dakwah itu berurutan bukan beriringan betapa akan banyak hidayah yang tertunda karena kita yang menundanya kawan...secara tak langsung juga kita menjerumuskan sesama kedalam kerugian karena telah diam dan membiarkan hal yang belum benar tumbuh subur tanpa terpangkas nasehat kebaikan “tunggu yah, aku dan keluargaku dulu yang dibenahi”. Ah, demi masa... sungguh kami semua tak ingin dalam kerugian apalagi merugikan sesama.
jika Rasulullah S.A.W & Para sahabat, Tabi'ut, Tabi'in hanya mengurusi diri sendiri, maka Islam hanya akan berkembang untuk keluarga mereka saja, nanti yang menghuni syurga hanya wilayah arab saja.betapa, rugi jadi orang indonesia kalo gitu -_- bisa jadi saat ini kitapun masih menyembah pohon toge, patung pancoran dsb :D
coba kita ingat lagi, Rasulullah saja tetap menyampaikan Islam kepada orang lain meski paman beliau sendiri belumlah menerima Islam. Namun, seiring dengan menasehati keluarga seiring itu pula menyampaikan pada sesama manusia. Dan, itulah kita seharusnya kawan...
adakah dalil yang menyuruh kita dulu, lalu keluarga baru orang lain dalam menyampaikan islam secara berurutan? Nda ada kan ? yang ada teh beriringan, semuanya didahulukan tuk mengenal islam dari diri sendiri, keluarga dan sesama. Betapa indah...melangkah bersama dijalan Syurga :)


Imam Hasan al-Bashri rahimahullah, beliau berkata, “Wahai manusia, sesungguhnya aku tengah menasehati kalian, bukan berarti aku orang terbaik di antara kalian, bukan pula orang yang paling shalih di antara kalian. Sungguh, akupun telah banyak melampaui batas terhadap diriku. Aku tidak sanggup mengekangnya dengan sempurna, tidak pula membawanya sesuai dengan kewajiban dalam menaati Rabb-nya”.

Aku tak mampu membayangkan, apa jadinya kalo setiap orang menunggu sempurna pribadinya dulu setelah itu baru berdakwah. Bisa-bisa, pengemban dakwah akan punah dan bisa jadi tak pernah ada. Karena kita tau bahwa manusia tak pernah luput dari kesalahan nan penuh khilaf. Nobody is perfect kawan...aku takut, sisa-sisa nafas lebih cepat mendahului kematian sebelum nasehat kita sampaikan. Meski esok selalu ada, namun belum tentu ada untuk kita ! lantas, layakkah menunda ? 

Dari Anas bin Malik R.A, dia bertanya:”Ya Rasulullah, adakah kami tidak memerintahkan orang untuk mengerjakan kebaikan sehingga kami mengerjakan kebaikan itu seluruhnya? Dan adakah kami tidak mencegah orang itu dari dari mungkar sehingga kami menjauhi kemungkaran itu seluruhnya?”.
Beliau Rasulullah Muhammad S.A.W bersabda:”Bahkan perintahkanlah kebaikan walaupun kamu belum mengerjakan kebaikan itu seluruhnya dan cegahlah dari yang mungkar walaupun kamu belum menjauhi seluruhnya.” (HR. Muslim)
 
“Nahnu Du'at qabla Kulli Syaiin”. Kita adalah da'i sebelum menjadi apapun kawan...berdakwahlah agar tiada termasuk manusia yang rugi dan merugikan sesama. Siap ??? let’s go...No “ntaran”  No “eungke deui” ! :D :)
Coretan suci, 4 mei 2014  di kesejukan shubuh :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar