“Kemuliaan Muslimah
Penggenggam Bara Api” 70 halaman lembaran buku ini bagai membawakan salju di
hati yg sedang beriklim gurun, ada sejuk yg bergelayut hadir dan dingin yg
membuat gemetar diri akan muhasabah masa lalu. tanya itu hadir " sosok
seorang muslimahkah aku???" Ah...betapa masih jauh sekali. Lalu, ku mulai
berfikir rasanya tak ada yang jauh lebih indah dibandingkan punyai sahabat yg
saling mengingatkan dalam ketaatan padaNya, mengingatkan kita keindahan sebuah
jamuan syurga yg berjauh banding dengan bermilyaran kenikmatan dunia ini.
Terlebih lagi pada sosok muslimah yg begitu diistimewakan pun sangat dimuliakan
perlindunganNya dari segi fisik yg termulai dari ujung ke ujung diperintahkan
tuk senantiasa terjaga, bahkan satu helai saja rambut tertampakkan pada yang
bukan mahromnya maka tiada lagi jaminan syurga untuknya, nauzubillahimindzalik…
Ya ALLAH dahulu sekali
di ribuan detik ke belakang saya adalah muslimah yang sering meniadakan-Mu
dengan berpakaian seperti perempuan jahiliyah, iya berkerudung tapi masih
bercelana jins, iya berkerudung tapi akhlaknya buruk, iya berkerudung tapi
tuturnya tak terpelihara, keramahannya salah tuju pada sosok adam, dan banyak
hal lainnya. Hingga kau silaukan gelapku dengan kehadiran sosok-sosok penuh
cahaya yg perhatiaannya berlevel akhirat, bahkan pernah pada suatu malam saat
aku hendak pulang dari kediaman musrifahku. Saat dihantar didepan pintu dan ku
mulai kenakan sandal, batinku tiba2 terguncang saat mendengar kalimat tanya
dari musrifah " dik tak pakai kaos kaki?" Ku terdiam sejenak, lalu
membuat alasan murahan penuh malu " maaf kak lupa, tadi buru-buru"
(padahal yg sebenarnya, memang aku belum terbiasa memakai kaos kaki kecuali
saat kuliah atau berpergian saja. Astaghfirullah...aku yakin malaikat tlah
mencatat kebohonganku yg disengaja itu) . Lalu, musrifahku tak lantas memberi
nasehat seperti dialog kebanyakan tapi, ia langsung masuk kedalam rumah dengan
muka khawatir sekali, sambil memberi perintah tunggu "dik..nanti kk
ambilkan kaos kaki tunggu sebentar yah disini" aku berdiri mematung dengan
hati yg ingin menangis dengan diselingi gumam pujian
"subhanallah...perhatian yg indah, hingga betapa detail sampai hujung kaki
yg seiyanya menjadi aurat. Tapi, yg lebih ku takjubi baru kali ini aku mendapat
perhatian yg berlevel tingkat akhirat" lalu, beberapa menit kemudian
musrifahku menyodorkan kaos kakinya " ini dik pakai ya, walaupun tak
seberapa bagus. Hati2 dijalan" tuturnya seiring senyum "iya kak,
makasih" jawabku sambil berlalu pulang. Itulah cuplikan kisah yg Allah
selipkan di rentetan cerita demi cerita di kehidupanku, yg mungkin kan selalu
diingat tuk mulai istiqamah kenakan kaos kaki kemanapun langkahannya pergi tak
hanya ke kampus saja. Aamiin... :)
Hingga ku tutup catatan
ini dengan untaian indah katat2 hikmah, baca sepenuh hati yah :)
Wahai permata yang
tersimpan, Mutiara yang terlindungi, Wahai pendidik generasi, Pencetak
orang-orang besar, Nasehat terdalamku ini kupersembahkan untukmu, Kubalut ia
dengan ruhku, Kukeluarkan nasehat dan arahan ini dengan tulus, Kupinta ALLAH
Ta’ala agar menjaga dan melindungimu dari segala kebenaran Menjadikanmu
terberkahi dalam jiwa … (DR. Muhammad bin ‘Abdirrahman al-’Uraifi) Penulis buku
"kemuliaan Muslimah Penggenggam bara Api" :)
Coretan suci, 17-07-14
dijelang maghrib saat langit jakarta berona merah
Subhanallah cerita-cerita ukhti banyak memotivasi. :)
BalasHapus