7 Mei 2014 pukul 17:06
Hujan...ku
tatap langit sore lekat seusai keluar dari perpustakaan tarbiyah ku
sempatkan menulis sambil menunggu hujan reda. Dilantai 7 aku mematung
sendiri sambil meyandarkan tubuh ke dekat balkon sembari memandang ke
arah bawah, melihat air hujan yang berjatuhan yang sesekali angin kecil
menjatuhkan hujan juga ke wajahku. Ku ingat lagi saat tadi sebelum ba'da
dzuhur saat aku dan kawan-kawan sedang mengulas materi PSI diperpus. Tiba-tiba
aku tertarik tuk membahas suatu kalimat yg terlontar dari lisan kawanku
dini, yang sebelumnya aku mengajak dia keluar sebentar untuk mengantar aku
ke toilet karena aku dan dini sama-sama ingin pipis.hehe " ayo..din,
bareng atuh ke toilet sekarang" " mau sih...tapi Malas Ah Jauh ! ntar aja
pas mau masuk kelas" aku tertegun mendengar jawabannya fikiranku tertuju
pada kalimat ini "malas ah jauh" ya...ya...kawanku tiba2 malas saat
tempat yg dituju jauh, yah memang harus banyak langkah kaki yang kita bawa
hingga berhenti disana. Terenungi, jika itu sebuah analogi. Aku bagai
ingin mengaitkan lagi dengan kehidupan kita yg kadang rasa "malas" itu
sering muncul entah itu malas belajar, malas shalat, malas ngapal Quran
dll apakah rasa malas itu muncul karena kita merasa jauh ??? Kita malas
belajar karena kita berfikiran masa depan masih jauh hingga tak usahlah
tergesa-gesa, nyantai aja :D lalu, malas shalat. Duh...ini yg bahaya apakah
kita terfikir bahwa kematian masih jauh hingga merasa pantas tuk
bermalas2??? Lalu, kita kadang malas menghafal alquran ketika perhentian
ayat begitu jauh berlembar-lembar pula, meski hanya 1 surah??? Hingga
malas tuk menghafal ayat-ayat panjang, shalatpun selalu mengambil dari juz
30 saja. Padahal, surat-surat pendek yg kita hafal jika digabungkan itu sama
saja mencangkup berlembar-lembar ayat. Bagai sedang mengisahkan diri sendiri,
ah...demi masa ! Kerugian bagai selalu mendekatiku.
Astaghfirullah...sebenarnya, Aku ingin jauh dari kemalasan, andai
kemalasan mewujud menjadi seseorang mungkin sudah ku bunuh. Jika terlalu
kejam, ku tuntut ke pengadilan aja deh biar terpenjara menyandang
hukuman mati. Itu g terlalu kejam kan ? ( Tapi, sama-sama mati ci -_-)
hehe. Owalah...iya jg yah, trus gmana baiknya? Aku tau, kemalasan kan
aku yg menghadirkan dia ada, lho kok jadi dia yg disalahin. Aku yg salah
pastinya, ok. Ini harus di minimalisir, malas jg ada pentingnya kok,
kaya malas tuk bermaksiat, kalau km ditiadakan kan berabe :D jadi, yg
harus aku lakukan cuma buat pengalihan aja ku suruh migrasi tuh ke ranah
maksiat, sifat malasnya. Beres... As simple as that :) sifat buruk yah
harus dialihkan pada yg buruk, jadi inget janji Allah terkait pasangan
hidup bahwa " yg baik hanya untuk yg baik pun juga yg buruk hanya utk yg
buruk"(sttt...jadi, inget seseorang). Pada akhirnya, ada ajakan menarik
nih. Yuk, males masuk neraka !. Biar amanah hidup kita terarah bukan
orientasinya syurga tapi, cuma ingin menjadi hamba yg baik karena kita
pun selalu ternaungi ke Maha baikkanNya...
@coretan_suci ditemani deras hujan di loby tarbiyah :)
@coretan_suci ditemani deras hujan di loby tarbiyah :)
Ilaahii anta maqshuudii wa ridhaaka mathluubii, a’thinii maghfirataka
wa mahabbataka birahmatika yaa arhamar raahimiin. Amin. (Duhai Tuhanku,
Engkau-lah tujuanku dan ridha-Mu adalah pencarianku, berilah aku
ampunan-Mu dan cinta-Mu dengan rahmat-Mu. Amin).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar