Sabtu, 10 Mei 2014

"Malas ah..jauh..." :) :) :)


7 Mei 2014 pukul 17:06
 
Hujan...ku tatap langit sore lekat seusai keluar dari perpustakaan tarbiyah ku sempatkan menulis sambil menunggu hujan reda. Dilantai 7 aku mematung sendiri sambil meyandarkan tubuh ke dekat balkon sembari memandang ke arah bawah, melihat air hujan yang berjatuhan yang sesekali angin kecil menjatuhkan hujan juga ke wajahku. Ku ingat lagi saat tadi sebelum ba'da dzuhur saat aku dan kawan-kawan sedang mengulas materi PSI diperpus. Tiba-tiba aku tertarik tuk membahas suatu kalimat yg terlontar dari lisan kawanku dini, yang sebelumnya aku mengajak dia keluar sebentar untuk mengantar aku ke toilet karena aku dan dini sama-sama ingin pipis.hehe " ayo..din, bareng atuh ke toilet sekarang" " mau sih...tapi Malas Ah Jauh ! ntar aja pas mau masuk kelas" aku tertegun mendengar jawabannya fikiranku tertuju pada kalimat ini "malas ah jauh" ya...ya...kawanku tiba2 malas saat tempat yg dituju jauh, yah memang harus banyak langkah kaki yang kita bawa hingga berhenti disana. Terenungi, jika itu sebuah analogi. Aku bagai ingin mengaitkan lagi dengan kehidupan kita yg kadang rasa "malas" itu sering muncul entah itu malas belajar, malas shalat, malas ngapal Quran dll apakah rasa malas itu muncul karena kita merasa jauh ??? Kita malas belajar karena kita berfikiran masa depan masih jauh hingga tak usahlah tergesa-gesa, nyantai aja :D lalu, malas shalat. Duh...ini yg bahaya apakah kita terfikir bahwa kematian masih jauh hingga merasa pantas tuk bermalas2??? Lalu, kita kadang malas menghafal alquran ketika perhentian ayat begitu jauh berlembar-lembar pula, meski hanya 1 surah??? Hingga malas tuk menghafal ayat-ayat panjang, shalatpun selalu mengambil dari juz 30 saja. Padahal, surat-surat pendek yg kita hafal jika digabungkan itu sama saja mencangkup berlembar-lembar ayat. Bagai sedang mengisahkan diri sendiri, ah...demi masa ! Kerugian bagai selalu mendekatiku. Astaghfirullah...sebenarnya, Aku ingin jauh dari kemalasan, andai kemalasan mewujud menjadi seseorang mungkin sudah ku bunuh. Jika terlalu kejam, ku tuntut ke pengadilan aja deh biar terpenjara menyandang hukuman mati. Itu g terlalu kejam kan ? ( Tapi, sama-sama mati ci -_-) hehe. Owalah...iya jg yah, trus gmana baiknya? Aku tau, kemalasan kan aku yg menghadirkan dia ada, lho kok jadi dia yg disalahin. Aku yg salah pastinya, ok. Ini harus di minimalisir, malas jg ada pentingnya kok, kaya malas tuk bermaksiat, kalau km ditiadakan kan berabe :D jadi, yg harus aku lakukan cuma buat pengalihan aja ku suruh migrasi tuh ke ranah maksiat, sifat malasnya. Beres... As simple as that :) sifat buruk yah harus dialihkan pada yg buruk, jadi inget janji Allah terkait pasangan hidup bahwa " yg baik hanya untuk yg baik pun juga yg buruk hanya utk yg buruk"(sttt...jadi, inget seseorang). Pada akhirnya, ada ajakan menarik nih. Yuk, males masuk neraka !. Biar amanah hidup kita terarah bukan orientasinya syurga tapi, cuma ingin menjadi hamba yg baik karena kita pun selalu ternaungi ke Maha baikkanNya...

@coretan_suci ditemani deras hujan di loby tarbiyah :)

Ilaahii anta maqshuudii wa ridhaaka mathluubii, a’thinii maghfirataka wa mahabbataka birahmatika yaa arhamar raahimiin. Amin. (Duhai Tuhanku, Engkau-lah tujuanku dan ridha-Mu adalah pencarianku, berilah aku ampunan-Mu dan cinta-Mu dengan rahmat-Mu. Amin).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar