Sabtu, 25 Januari 2014

"The Land of Five Towers" aku sedang menanti hadirmu, dengan keajaibaNya...

"Petualangan ku bersama novel karya A. Fuadi :):):)"
...
"Negeri 5 menara" aku temukan novel ini di rak perpustakaan SMAN 1 ciomas ketika iseng2 cari bacaan, kalo " Ranah 3 Warna" itu inceran aku. ditoko buku kota serang, aku cari di tisera, intermedia, semesta sampai buku murah di dekat kampus untirta skitar terminal tak ada juga. Tapi, ternyata aku dipertemukan di PUSDA serang dg novel k'2 ini, aku pinjam & khatamkn dg sgt antusias. alur cerita'y smakin seru saja memancing minatku tuk trus lanjutkn membaca novel ke'3 yg berjudul "Rantau 1 Muara" aku tak niat mengincar tuk membeli, karena tak terjangkau harga uangku minim saat itu. Akhirnya aku pasrahkn pd keajaibanNya...dan alhamdulillah, saat libur kuliah tiba aku dapatkn juga novel ini meski dalam bentuk copyan tapi, yg menyenangkn aku bisa pinjam tanpa kluar uang sepeserpun.hehe
Aku kira sudah slesai, ternyata masih ada 1 novel lagi yg menjadi lanjutan'y yaitu "The Land Of Five Towers" dan novel yg terakhir inilah yg sedang ku tunggu2, moga ada yg berbaik hati meminjamkan atau beri info perpus mana yg menyediakan pinjaman. ditunggu lho, kawan2 info'y. Kalo mu beliin malah lbih bagus lagi. Skali2 berbagi bahagia dg sy.hehe (itu sih enak di km ci -_-) ya...gitu deh, hanya menawarkn pahala kok sekalian modus putih. Hehe (modus putih? Apaan tuh ci???) owh...itu teh maksud'y modus yg berpahala kan menawarkn saling membantu dalam kebaikan. Hehe (hu...dasar, ucii :p)
Oh y, ada dialog yg begitu berkesan di novel " rantau 1 muara "
Disaat tokoh alif fikri kehilangan sosok Mas Garuda yg sudah ia anggap kakak sendiri di perantauan Negara Amerika. Izinkan aku copypaste dg mengetik ulang dialog'y, karena ini bagai kalimat2 yg berbicara langsung dg hatiku saat ini pun sperti ada kaitannya juga dg peristiwa beberapa hari lalu yg menimpa musrifahku, ada kalimat yg masih ku ingat & sudah bermukim dihati ini sejak malam kemarin saat halaqah, musrifahku bilang "dalam keadaan apapun tak layak kita berhenti tuk memuji-Nya"
Ada getar kecil dihati, subhanallah...betapa jernih tanpa prasangka buruk padaNya dlm tiap ketetapan, meski aku tau masih ada rasa kehilangan tapi keikhlasanlah yg mampu mencipta rindang kesejukkan di hati terinsyafi segala'y hanya titipan dariNya...meski aku tak yakin bisa tabah jika ada diposisi k'ina sekarang. aku bkn tipe org yg bisa lbih akrab dg org yg lebih dewasa apalagi posisi'y sbg musrifah, ingin rasa'y membagi kalimat2 nasihat yg ku punya pun penuh motivasi, bertanya2 penuh empati sbg saudara sesama muslim. Tapi...kadang ada rasa tak enak, karena tak bisa membantu apa selain do'a. Aku hanya diam, padahal k'ina selalu perhatian menanyai kabar, sudah makan atau belum, menawarkn menginap saat tau aku di kamar asrama sendiri dll
(yah...jadi curhat y ci :D ) iya nih...tiba2 teringat ksana. Abis ada kaitan'y sih, y udah...y udah...aku mulai tuliskan dialog dlm novel yg ku maksud, baca sepenuh hati yah :)
...
Kepada ustad Fariz aku berkeluh kesah. Dia menasehati, "kehilangan memang memilukan. Tapi kehilangan hanya ada ketika kita sudah merasa memiliki. Bagaimana kalau kita tidak pernah merasa memiliki? Dan sebaliknya kita jangan terlalu merasa memiliki. Sebaliknya, kita malah yg harus merasa dimiliki. Oleh sang Maha Pemilik."
"kenapa tidak boleh merasa memiliki?" tanyaku. Bukannya kita diberikan kesempatan di dunia ini untuk memiliki?
Ustad Fariz membalas, "pada hakikatnya, tdk ada satu pun yg kita miliki. Sgala'y didunia ini hanya pinjaman. Bahkan kita meminjam waktu & nyawa kepada yg Kuasa. Hidup, raga, roh, suami, istri, orangtua, anak, keluarga, uang, materi, jabatan, kekuasaan. Semua adalah titipan sementara. Pemilik sebenarnya cuma Dia."
Aku membela diri, " tapi ustad, rasa memiliki membuat kita bertanggungjawab & mencintai"
"bahkan rasa cinta itu sendiri adalah titipanNya, " lanjut ustad Fariz. "tentu tdk ada salahnya mencintai & mengambil tanggungjawab. Tapi kita harus siap & sadar sepenuhnya, bahwa Sang Pemilik setiap saat bisa meminta kembali milikNya. Karena itu kenapa harus merasa sangat memiliki???" katanya membalas dg pertanyaan.
...
Itulah dialog yg membekaskn kesan dihati, jika ingin membaca dialog aslinya sok baca di novel "Rantau 1 muara hal 357-358" (lho kok ujung'y promosi sih ci? -_-)
Oh, tidak...tidak...ini bukan promosi, hanya sekedar tawaran aja.
Hmmm...aku tertegun saat melihat harga novel trilogi negeri 5 menara, yg semua'y sudah ku baca kecuali yg terakhir "the land of five towers" alhamdulillah...tanpa biaya aku bisa membaca karya A. Fuadi ternyata harga yg sebenarnya lumayan mahal, nih aku tuliskan siapa tau ada yg minat beli. Sekali lagi ini bukan promosi yah, hehe
1.Negeri 5 Menara Rp. 50.000
2.Ranah 3 Warna Rp. 65.000
3.Rantau 1 Muara Rp. 75. 000
4.The land of towers Rp. 90. 000

Novel yg ke-4 yg kini aku nantikan, ternyata yg paling mahal harganya diantara novel2 sbelumnya, smoga ada keajaiban lagi aku bisa membaca tanpa keluar biaya, hehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar