Pagi begitu istimewa bagiku karena aku merasa masih diberi kepercayaan meneruskan kembara di semestaNya…terbangunnya raga ini dari kematian ditiap pejaman mata dalam istirahatnya bagai menyajikan semangat baru, mimpi baru pun amanah baru. Tiap-tiap beranjaknya detik demi detik yang tak pernah alami acara mudik jika telah berlalu ia terus pergi dan menghilang tak pernah ingat tuk kembali tiada mengenal kesempatan kedua yang dia tau tugasnya adalah terus melangkah maju selamanya… sampai kemudian berhenti sejenak dipemberhentian masa yang memisahkan kehidupan menuju kematian dan disaat itu barulah kita sadar terlampau banyak waktu tlah disia-siakan…benarlah bahwa sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ada dua buah nikmat yang kebanyakan orang terperdaya karenanya; yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari [6412] dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, lihat Fath al-Bari [11/258]).
Ah…waktu terdengar begitu mengerikan kala fikiran berkelana jauh kemasa lampau, sungguh tak terjangkau perkiraan “mengapa begitu banyak terlewat begitu saja tanpa makna” kini usiaku sudah 18 tahun tapi, aku belum punyai hasil dari milyaran detik demi detik yang tlah menemaniku selama ini. Aku…belum banyak mengantongi ilmu agama, hafalan Qur’an masih berjauh banding dari umur yg kupunya, bahkan aku masih belum bisa bahasa arab dan baca kitab. Ah waktu…temani ku memapah tekad tuk menyelam dalam lautan ilmuNya jangan hadirmu hanya buat aku binasa. Mengapa kau hanya diam melihat kelalaianku slama ini ? mengapa kau begitu berikan kebebasan tanpa batas, tanpa peringatan, tanpa peduli. Tugasmu hanya terus berlalu dan pergi…
Aku sadar mungkin hadirmu itu ujian bagi tiap-tiap hambaNya hingga nampak jelas mana yang kukuh dalam ketaatan ataupun terlena dalam lembah kelalaian yang berakhir binasa. Terinsyafi 1 detik yang terus berlalu sesungguhnya membawa kita kian dekat pada sebuah akhir dimana waktu kan sejenak berhenti seraya berkata “waktu tlah berakhir” hingga benarlah bahwa Imam Al-Ghazali dalam bukunya Khuluqul Muslim menerangkan waktu adalah kehidupan. Alangkah celakanya jika kita tak mengakrabi waktu dengan baik, mengisi hari-hari dengan penuh makna untuk peroleh teman kelak dalam ruangan tanah yg sempit yaitu berupa “amal shaleh” yang sebaik-baik teman tuk mengiringi perjalanan berjumpa denganNYa…
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Hasyr [59] : 18)
Aku muslimah yang masih dalam pengembaraan mencari kawan baik tuk temani rumah terakhir kelak, dalam himpitan tanah merah, sebuah ruangan gelap yang tiada penerang tiada kawan, sepi sendiri…sunyi…gelap pekat disetiap penjurunya berharap bisa ditemani terang cahaya yang bernama “amal shalih” hingga matiku adalah istirahat yakni kembali dimatikan dalam kematian tuk tertidur hingga terbangunkan kelak saat bumi temui titik dimana waktunya berakhir juga yang disebut dengan hari akhir yaitu kiamat kubro.
Diakhir coretan ini semoga kita semua mampu memapah ketaatan dalam pusara zaman yang penuh, sesak oleh goda maksiat disana sini menyajikan, pernak pernik keindahan dan kenikmatan semu yang melenakan hingga waktu begitu tak dihirau, dicampakan begitu saja. Moga kita ternagungi dalam ketaatan senaniaasa hingga hadirnya waktu begitu dirasakan, begitu dihargai dan dimaknai agar tidak tergolong kedalam orang-orang yang merugi, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an Surah Al-Ashr (103) ayat 1-3, Allah SWT berfirman yang artinya sebagai berikut::
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.